Memahami Makna Ikhlas




Hati manusia tak ubahnya seperti samudra, karena di dalamnya terdapat berjuta-juta rahasia, berjuta-juta mutiara hikmah dan kebijakan, berjuta kebaikan dan keprihatinan, sekaligus berjuta keburukan dan kedustaan. Pada hati manusia terdapat keimanan, kemunafikan, keingkaran, kefasikan, kesabaran, kesyukuran, kelembutan, kekerasan, keikhlasa, senang, susah, sedih, gembira, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Didalam hati itulah keikhlasan atau kesyirikan bersemayam. Hati manusia inilah yang akan menentukan, apakah yang akan ia perbuat dan untuk siapa perbuatan itu ia persembahkan.
Berbicara tentang keihklasan, sesungguhnya kita sedang membicarakan aktivitas hati. Ada baiknya, sama-sama kita pahami dulu, makna dibalik sebuah kata ‘Ikhlas’.

            Kata ikhlas berasal dari bahasa Arab, yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab, Ikhlas berasal dari kata “akhlasha”, yang berarti bersih, murni, dan jernih.

            Ikhlas berarti, Anda mendedikasikan dan mengorientasikan seluruh ucapan dan perbuatan Anda, hidup dan mati Anda, diam, gerak dan bicara Anda, hingga kesendirian dan keramaian Anda, serta segala tingkah laku Anda diunia ini hanya untuk satu hal; meraih keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla. Karena itu, ia merupak sesuatu yang berat sekaligus penting.

Hilangnya rasa keikhlasan dalam amalan yang dilakukan
karena seseorang merasa terdapat keikhlasan dalam keikhlasannya
maka sesungguhnya keikhlasan itu membutuhkan keikhlasan.

          
Ikhlas, juga dapat dianalogikan ketika Anda bisa melupakan pandangan makhluk hingga Anda tidak melihat dan memperhatikan lagi apa dan siapa kecuali hanya Alllah Sang Pencipta. Jika demikian, Anda bisa menjadi orang yang ikhlas meski berdiri di kerumunan ribuan orang. Mengapa ? Karena Anda tidak memperdulikan mereka. Keikhlasan telah menafikan pandangan makhluk dari mata Anda, sehingga Anda tidak melihat apa dan siapa lagi kecuali hanya Allah Swt. Tidak akan Anda temui lagi problem yang barangkali bisa menggangu keikhlasan saat Anda bersedekah di depan sorot mata manusia, dan tidak Anda temui lagi problem jika Anda menangis saat sholat sambil tetap khusyuk. Sebab Anda tidak lihat apa dan siapa lagi kecuali hanya Allah Swt.

           
Ikhlas itu, Rahasia antara manusia dengan Allah. Anda akan bisa merasakan desiran getar-getar keikhlasan saat ia memenuhi hati. Anda akan merasakan keikhlasan saat air mata Anda mengalir, hati Anda tergerak dan terdorong kuat untuk melakukan amal ketaatan. Saat Anda temukan diri Anda begitu antusias ingin melakukan suatu amal ketaatan, lalu Anda menunaikannya dengan penuh cinta dan ketulusan, Anda akan tahu bahwa disana ada energy keikhlasan.

            Ketika Anda para wanita menemukan diri Anda kemarin merasa kikuk dan risih dengan mengenakan hijab, dan nafsu Anda pun berupaya untuk melepaskannya, tetapi esok harinya Anda dapati diri Anda merasa bangga dan senang dengan mengenakan hijab, sungguh inilah salah satu indicator keikhlasan yang menjadi suatu rahasia aneh yang membuat hati Anda menjadi lapang. Ia juga menjadi rahasia tersendiri antara Anda dan Allah yang tidak diketahui oleh malaikat ( sekalipun ) hingga tidak ia cacat, juga tidak diketahui oleh setan hingga tidak ia rusak.

           
Ikhlas adalah, ketika kita tidak mencari lagi sebuah pengakuan dan kesaksian serta legitimasi apapun atau siapapun terhadap aktivitas dan amal perbuatan kita. Kita tidak menginginkan lagi ada orang yang melihat, mengetahui, atau menyaksikan dan mengakui perbuatan kita kecuali hanya Allah Swt. Karena cukup Allah Swt sebagai saksi tunggal segala aktivitas ibdah dan amal kita.
Dan cukuplah Allah sebagai saksi” ( Qs. Al-Fath [ 48 ] : 28 )

Di dalam keseharian kita kata “Ikhlas” sering bias dengan kata “Ridha atau Rela”. Padahal sebenernya kedua kata itu memiliki makna yang berbeda.

Materi
Ikhlas
Rela atau Ridha
Definisi
Ikhlas berarti, Anda mendedikasikan dan mengorientasikan seluruh ucapan dan perbuatan Anda, hidup dan mati Anda, diam, gerak dan bicara Anda, hingga kesendirian dan keramaian Anda, serta segala tingkah laku Anda diunia ini hanya untuk satu hal; meraih keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla.
Sikap menerima terhadap segala yang kita peroleh atau kita dapatkan dengan hati yang lapang tanpa ada penyesalan ataupun kekecewaan.
Posisi
Aktivitas hati saat memulai.
Contoh : Niat dalam sholat, puasa dan ibadah lainnya.
Sikap menerimanya hati setelah terjadinya suatu peristiwa.
Contoh : saya rela ibu saya diambil Allah.
Korelasi
Hubungan langsung dengan suatu ibadah serta diterimanya amal.
Hubungan langsung dengan takdir dan ketentuan Allah.
Imbalan
Jika suatu amalan dilakukan dengan ikhlas, amalnya diterima disisi Allah, dan jika tidak, amalnya ditolak.
Diberi pahala karena kerelaannya, dan dimurkai karena ketidakrelaannya.
Bentuk penggunaan
Dilafazkan didalam hati, dan boleh diucapkan lewat lisan.
Cukup dnegan sikap hati saja yang diekspresikan dengan air muka dan perbuatan.

           


           
 Salam,

Ute Hime K.

6 comments :

  1. semoga saya menjadi ornag yg gampang sekali mengiklaskan yg sudah tidak ada...

    ReplyDelete
  2. terkadang rasa untuk ikhlas agak terasa berat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang berat, tapi itu ia merupakan sesuatu yang urgen.
      Dan karena berat itulah, materi ikhlas tidak dimasukkan kurikulum dalam sekolah formal.
      Karena Ikhlas itu masalah hati.
      Dan Ikhlas Itu Rahasia..

      Delete
  3. ¨bukan ikhlas namanya jika masih merasakan sakit¨

    apa benar begitu kakak ???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena Jiwa yang ikhlas tidak terlalu cerewet bertanya tentang keberlakuan takdir Allah atasnya, melainkan jiwanya berkata bahwa Allah yang paling tahu atas kebutuhan hidupnya. Dibesarkannya pemikiran positif atas sang maha pengatur hidupnya itu, karena kepastian diberikan dan dipenuhinya kepentingan atas hidup dan keberlangsungannya.

      Karena ikhlas itu memberi tanpa mengharap kembali. Melayani tanpa berharap untuk dilayani. Berbuat tanpa berharap pujian dari manusia. Ikhlas itu rahasia.

      "Bukan Ikhlas Namanya Jika Masih Merasakan Sakit"
      yah, karena karena rasa sakit itu timbul saat kita telah berbuat dengan niat bukan karena Allah semata, dan saat buah dari perbuatan/tindakan itu tidak sesuai dengan harapan, maka timbullah rasa sakit.

      Delete