Jadi, Bu, Do'akan Aku; Restui Aku..


Boleh kutitipkan rasa sayangku ini padanya, Bu ? Boleh aku menjadikannya do’a dalam setiap sujudku setelah aku mendo’akanmu, Bu ?

“Jadi, Bu, biarkan aku jatuh cinta padanya. Lelaki yang kusebut sebagai pengganti Ayah, setelah beliau tak ada dirumah; bersama kita; ditengah-tengah kita.”
 DEDengannya aku tenang, Bu. Ketenangan yang sebelumnya tak pernah kurasakan.
-DE@Humaira181085-

Sebab aku pun tak sengaja bertemu dengannya, Bu. Aku tak pernah berencana mencintainya. Tapi, justru sekarang aku ingin menjadikannya bagian dariku sampai nanti, Bu. Seperti Ibu yang pernah hidup dengan Ayah, sampai saat sebelum Ayah pergi meninggalkan Ibu; meninggalkan kita. Aku sedang diserang rasa yang dimiliki setiap anak muda; setiap manusia,.. yang tak bisa ku cegah dan kuhentikan begitu saja. Jadi, bolehkan Bu ?

Ibu pasti jauh lebih tau bagaimana rasanya membutuhkan satuan lain untuk melengkapi bagian yang kurang. Aku merasakan tenang yang belum pernah kurasakan, itu cinta kan, Bu ? Aku jadi patuh dengan setiap yang dia ucapkan, yang berhubungan dengan kebaikan, itu cinta kan, Bu ? Memang sebelumnya aku pernah mengatakan, aku menyukai lelaki ini atau itu. Lalu berganti dengan yang lain. Tapi sungguh, kali ini aku butuh restu darimu, Bu. Sebab aku ingin melanjutkan hidup dengannya. Aku membutuhkan do’a seorang Ibu. Aku membutuhkan restumu, Bu. Bukankah restu Ibu adalah restu Allah juga.. Jadi restui aku, Bu, agar Allah juga merestuiku..

Setelah perkara yang membuatmu mendewasa, percayalah, akan ada sesuatu yang lebih hebat nantinya. Akan kau temui dirimu jauh lebih menikmati bahagia yang datang setelah air mata. DE@Humaira181085-
Kamu percaya kan ?

Katanya, sesuatu yang sulit didapatkan akan lebih dijaga nantinya. Aku percaya itu. Mungkin Allah ingin tau seberapa dalam cintaku. Seberapa lama aku bertahan menunggumu. Seberapa kuat tekadmu. Seberapa besar iman yang melekat diantara kau dan aku. Barangkali, Allah menguji kadar keseriusan manusia lewat sesuatu yang menyakitkan. Tapi aku sangat percaya dengan janji-Nya, bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Bukankah, pelangi juga menampakkan indahnya setelah hujan ?

Aku harap kamu tak begitu saja menyerah, Tuan. Sebab percayaku sudah kugantungkan padamu. Jangan berhenti dipetak yang itu, Tuan. Sebab aku ingin kamu berlari menujuku.
-DE@Humaira181085-

Ibu, ternyata bukan perkara mudah menemukan jemari yang pas dijariku.  Tapi kini aku telah menemukannya, Bu. Semoga dia jawaban Allah atas segala do’a-do’aku selama ini, Bu,. Yang juga jawaban Allah atas segala do’a-do’amu untukku, Bu. Bukankah Ibu menginginkan aku memperoleh pendamping hidup yang seperti dia. Aku sudah menemukannya, Bu. Dia seperti mau ku. Yang juga seperti dalam nasehat dan do’a Ibu. Aku sudah menemukannya, Bu.

Sebab ternyata dia yang mampu memeluk kegelisahanku, Bu. Dia yang bisa meredam amarahku. Dia yang aku tak mampu pergi darinya.  Dia yang selalu memberikan ketenangan dihatiku, Bu. Lalu, aku hanya ingin membalasnya dengan hal yang serupa. Aku ingin menjadi tempat ternyaman untuk ia melepas segala lelahnya, Bu. Mungkin terdengar begitu berlebihan, tapi aku punya mimpi sederhana yang pasti dimiliki semua wanita. Menjadi pendamping hidup seorang pria yang dicinta. Mempunyai keluarga kecil yang bahagia; sesederhana itu sebenarnya. Tapi, Bu, menjadi yang halal untuknya butuh do’a dan keridhoanmu..

Yaa Allah, Izinkan dia untukku; jaga dia untukku. Perkenankan aku dan dia menjadi ‘Kita’. Bukankah itu semua Kuasa-Mu ? Mempertemukan yang ganjil sehingga menjadi genap.-DE@Humaira181085-
DESebab itu aku memintanya pada-Mu, Yaa Rabbi..

Bu, izinkan lelaki itu menjadi bagian darimu jua; menjadi bagian dari keluarga kita. Sudi kiranya Ibu menyayanginya seperti Ibu menyayangiku. Dengannya aku bahagia, Bu. Digenggam jemarinya, segala resahku hilang. Bu, Bersama dengannya, aku merasa tergenapi; terlengkapi.

Dan untukmu, yang kuinginkan menggenapi keganjilanku, semoga kamu mau menerima segala kekuranganku. Dan bersedia melengkapinya dengan kelebihanmu. pun begitu; semoga kamu mau memperbaiki yang kurang bersamaku. Bukankah kita punya Allah ? Mari, kita minta Restu-Nya. Mari, kita sama-sama mendekatkan diri kepada Sang Penguasa Hati. Agar segala yang masih rancu berubah jadi haru.

Tuan, pahamkan aku soal sabar dan setia,. Beri aku pengertian, bahwa sesulit apapun kau tak akan pergi meninggalkanku. Beri aku kesempatan menjadi wanita kebanggaan kamu. Kuharap kau tau, betapa aku tak ingin segalanya denganmu berakhir kecuali di penghulu.

The Anthology Of Love,


DE@Humaira


DE181085-Dalam do’a, aku selalu meminta pada Allah untuk menyatukan kepingan yang masih berserakan.



No comments :

Post a Comment