Musuh Sejati Bani Adam



Ringkasan kajian ust. Ihsan Tanjung, 11 April 2014

Sejatinya, manusia menginginkan kedamaian dan keamanan dalam hidupnya. Namun meski demikian, bagaimanapun usaha manusia untuk bersikap sama terhadap setiap golongan dan berusaha merangkulnya menuju jalan yang sama, Allah menakdirkan hal yang berbeda. Allah sudah menyiapkan ujian untuk bani adam sejak diturunkan dari surga. Allah sudah mempersiapkan konflik diantara manusia agar nyata siapa yang beriman dan siapa yang ingkar.

Dalam QS Al-Fatir : 6, Allah berfirman, "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah dia musuh. Sesungguhnya mereka (syaitan-syaitan) itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni sa’ir (neraka yang menyala-nyala)."

Dalam ayat ini, terkandung 3 poin utama, yaitu:

1. Informasi/pemberitahuan dari Allah bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi bani adam.
2. Perintah Allah agar memperlakukan setan sebagai musuh dan menyikapinya sebagai musuh yang nyata. Dengan cara tidak mengikuti hasutannya, memeranginya dan menyatakan sikap bersebrangan dengan rayuan-rayuannya.
3. Kenyataan bahwa setan hanya akan mengajak bani adam untuk memasuki neraka bagaimanpun caranya.
Tak ingatkah kita mengenai kisah nenek moyang kita dengan iblis dahulu kala? Sadarkah kita bahwa disetiap amal yang kita niat lakukan, disana selau ada setan yang berusaha menghalang-halanginya? Atau bahkan berusaha memutar balikkan niat sehingga amal yang kita kerjakan sia-sia?

Kita harus mengambil sikap tegas... Siapa yang menjadi KAWAN dan siapa yang menjadi LAWAN kita dikehidupan nyata.

Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah nenek moyang kita dengan setan sebagai tolak ukur orang yang beriman dan ingkar (kafir). Berikut adalah kisahnya.
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat: "Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam". Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan Iblis; ia enggan dan takbur, dan menjadilah ia dari golongan yang kafir." (QS Al-Baqarah:34)

Usai kisah ini, kita tahu iblis ditempatkan di neraka sementara ia meminta tangguh sampai manusia dibangkitkan kembali dari kubur untuk membawa sebanyak-banyaknya manusia dalan kesesatan, dan Allah memberinya tangguh dengan ketegasan sungguh iblis tidak akan mampu menggoda hamba-hambaNya yang beriman.

Dari kisah ini kita bisa belajar, mengenai dua hal yang membuat seseorang HINA dimata Allah, yaitu:
1. Kesombongan. Iblis berkata, "sesungguhnya Ia (adam) lebih hina daripadaku. Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia dari tanah liat". 
2. Sebab-sebab kesombongan ada pada MATERI. Iblis membandingkan asal muasal penciptaan yang dzahir dan dapat dibandingkan untuk mengukur kemuliaan sesuatu. Api dan tanah liat. Membandingkannya dengan akal dan memutuskannya dengan nafsu, bukan dengan penilaian Allah.

Adapun dalam hadits dikatakan "ciri-ciri kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain." FIX!! kedua sifat ini ada dalam diri iblis. Dan sungguh karena sifat sombong inilah dia dikeluarkan dari surga. Tak akan masuk surga orang yang ada sedikit saja kesombongan dihatinya, meski sebesar dzarrah.

Telah tampak dalam kehidupan kita orang-orang yang berislam tapi tidak sepenuhnya beriman. Padahal, iman itulah yang akan memasukkan manusia kedalam surga. Mereka mentaati beberapa ayat yang mereka suka namun mengingkari atau menunda sebagian lainnya. Ketika datang kepada mereka pembawa berita mengenai kesesatan yang mereka lakukan, mereka berpaling dan menolak kebenaran ayat dan hadits hanya dengan berdalih menggunakn akal. Menggunakan paham MATERI yang diajarkan iblis. Atau memutar-mutarnya, meminta fatwa ulama terkini yang tidak lebih baik dari ulama terdahulu sehingga mereka terjebak dalam fitnah syubhat yang akan mengikis kebaikan satu demi satu.

Na'udzubillahimindzalik..

Itulah, saudaraku. Hal yang menyebabkan iblis keluar dari ketaatan kepada Allah dan menyebabkan murka-Nya. Akankah kalian mengikuti langkah-langkahnya padahal telah nyata hujjah diantara kita? Jika kita berselisih paham mengenai sesuatu.. Kembalikan pada Al-Quran. Kembalikan pada Allah. Pada tafsir ulama terdahulu. Bukan takwil membabi buta.

Sekarang, betapa berbedanya hal yang dilakukan oleh nenek moyang kita.. Adam dan Hawa sama-sama mendurhakai Allah, bermaksiat pada-Nya dengan mengerjakan larangannya. Memakan buah khuldi yang membuat mereka terlucuti pakaiannya dan membuat mereka malu karena saling terlihat apa yang ada diantaranya.

Allah murka, Allah menegur mereka. "Mengapa kamu melakukannya padahal sudah kularang kamu berdua mendelati pohon ini."
Adam dan Hawa menyesal seketika, mengakui kesalahannya dan bertaubat dengan taubat yang baik. Dari kisah ini kita bisa mengambil ibroh, bahwa Allah akan memberi ampun dan mengembalikan kemuliaan hamba-Nya dengan syarat:
1.  Hamba tersebut menyadari kesalahannya, tidak melakukan pembelaan seperti yang dilakukan oleh iblis ketika membenarkan apa yang diakukannya dengan dalih-dalih akal. Kemudian bertaubat dan memohon ampun dari maksiat yang sudah dilakukannya.
2. Hamba tersebut kembali kepada kebenaran usai mengetahui kesalahannya.
Dan kedua syarat ini tidak akan menghampiri orang-orang yang ada dalam hati mereka kesombongan. Tidak akan.

Usai perseteruan ini, Allah memerintahkan adam dan hawa turun ke bumi. Kisah ini tercantum dalam QS al-A'raf: 24.
"Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan di muka bumi sampai dengan waktu yang ditentukan."
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa SEBAGIAN manusia akan menjadi musuh bagi SEBAGIAN yang lain, yang artinya manusia yang ingkar setelah datang pembawa kebenaran akan menjadi musuh bagi orang beriman. Hal itu adalah sunnatullah. Maka dari itu, putuskan sejak sekarang.. Apakah akan menjadi golongan yang beriman atau ingkar.
Allah juga berfirman mengenai orang beriman, "dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah" (QS Yusuf: 106).

Sesuatu yang harus kita sadari adalah... Setan dan iblis tidak akan pernah berhenti berusaha sampai kita mengikuti langkah mereka menuju neraka. Karena itu, meski kita beriman secara lisan, tak jarang mereka menjerumuskan kita melalui hati yang akan membuat kita melakukan sebuah langkah mempersekutukan-Nya.


Salah satu bentuk kesyirikan yang merjalela adalah maraknya pemuka-pemuka agama memasuki ranah parlemen untuk memperdebatkan hukum yang mana jelas Allah sudah menggariskan hukum-hukum-Nya dalam Al-Quran. Meski alasan mereka adalah untuk menegakkan kalimat tauhid dan meletakkan hukum Allah ditempat seharusnya, tetapi justru mereka tidak akan menghasilkan apapun sebab demokrasi tidak akan mengizinkan hukum Allah tegak, karena ketidakjelasan sikap kaum muslimin di parlemen, mereka terkungkung dalam fitnah syubhat. Memperdebatkan hukum amatlah mengerikan kemungkaran yang dilakukan.


"Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepadamu dalam Al-Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat Allah diingkari dan diperolok maka janganlah kamu DUDUK beserta mereka hingga mereka memasuki pembicaraan lain. Apabila kamu melakukannya maka kamu SAMA saja dengan mereka. Dan Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan kafir didaam neraka jahannam." (QS Annisaa: 140)

Untuk duduk bersama mereka memperdebatkannya saja tidak boleh, meski hati kita ingkar, kita harus menjauhi majlis yang seperti itu. Terlebih, jika kita ikut memperbincangkannya seolah hal itu remeh dan dapat dilakukan secara bertahap! Apa gunanya ada UU pornografi jika hukuman bagi mereka hanya penjara beberapa tahun? Menyandingkan hukum mereka seolah hukum buatan parlemen lebih baik untuk Indonesia daripada hukum Allah! Na'udzubillahimindzalik.

Dan setan tidak akan pernah berhenti menjerumuskan kita meski dari syirik sekecil apapun. Saudaraku, jangan melakukannya lagi.. Saya hanya sangat mencintai kalian sehingga saya akan merasa sedih jika bersebrangan dengan kalian dihadapan Allah. Apakah hujjah kalian dihadapannya jika masih mempertahankan pendapat dan menolak kebenaran untuk tetap terlibat dalam sistem kufur ini?? Mari kembali pada jalan yang lurus, bertaubat dan mengakui kesalahan sebagaimana nenek moyang kita adam melakukannya. Jangan meniru iblis dengan pembelaan MATERI yang dilakukan..

Kekhawatiran negri ini dipimpin oleh orang kafir.. Kekhawatiran nyawa kaum muslimin akan banyak melayang jika kalian tidak terlibat didalamnya.. Semua itu, tak khawatirkah kalian itu hanya kewas-wasan yang dihembuskan setan? Bukankah Allah sudah menjanjikan agama ini akan tegak dan kaum mukminin akan menjadi pemimpin? Siapkanlah diri untuk itu, siapkan diri untuk mempersiapkan momentum itu. Tak sedihkah kiranya semua negara dilanda konflik tapi tak ada keahlian apapun yang dapat kita berikan untuk menegakkan agamaNya?

Kembalilah, saudaraku.. Mari bertaubat, dengan taubat yang benar...



MasturaaAria

Salam Penuh Cinta,


|UmmuHumaira|

No comments :

Post a Comment