Tidak
usah ngomongin akhirat-lah..tidak usah menasehati..sekarang ini kita hidup di
dunia. Emang kalau mikirin akherat terus, bisa makan? mana bisa kerja, mana
bisa makan kalau yang diomonginn akhirat saja..Astaghfirullah..
Trus kalau mikirin dunia saja, memangnya kita tidak mengalami kematian?
Memangnya sudah yakin kalau kita nanti bisa masuk surga? Memangnya dengan harta
yang kita miliki kita bisa membeli akhirat?
Tapi kan, kata pak Ustadz yang pernah
saya dengar, harus bisa menyeimbangkan antara
dunia dan akhirat. Kerja itu kan juga ibadah. Emang bener sih perkataan pak Ustadz itu, tapi yang menjadi persoalan adalah
apakah kita sudah menjadikan kerja itu sebagai ladang amal dan ibadah buat
tujuan akhir dari hidup kita yakni mencapai ridho-Nya dan mencapai surga-Nya
dan apakah pekerjaan kita itu sudah sesuai dengan syari’at Islam dan tidak
mendatangkan murka Allah SWT.
Sekarang kalau pertanyaannya harus seimbang antara dunia dan akhirat, selama
kita bekerja apakah waktu yang kita gunakan sudah seimbang? yang ada juga,
waktu banyak dihabiskan untuk mengejar duniawi. Coba kita hitung secara
matematis. Sehari ada 24 Jam, anggaplah waktu istirahat (tidur) kita 8 jam.
Waktu yang tersisa 16 jam. 16 jam itu dibagi 2, berarti waktu yang tersisa
adalah 8 jam. Apakah sudah kita habiskan waktu 8 jam untuk dunia dan akhirat
secara seimbang? Di kantor atau di tempat kerja saja sudah terpakai 9 jam dari
pukul 8.00 – 17.00. Waktu itu belum termasuk perjalanan pergi dan pulang.
Memang sih di dalam waktu tersebut sudah termasuk waktu sholat, yang hanya
memakan waktu yang tidak banyak. Bener tidak?
Sekarang apakah sudah tercapai
keseimbangan antara dunia dan akhirat itu? Mana waktu buat akhirat kita? Mana
waktu buat Allah?
Akhirat tidak bisa dipisahkan dari
dunia. Dunia memang sangat menggoda dan mempesona. Ke-sukses-an seseorang terkadang dinilai dari status
sosialnya di masyarakat. Kalau seseorang itu telah kaya, telah bertitel, punya
jabatan tinggi, biasa lebih dihargai dan dihormati orang lain. Padahal, semua yang dimiliki itu tidak akan kekal
selamanya. Semua itu tidak akan berarti apa-apa, semua akan ditinggalkan.
Allah, Swt berfirman :
“Dan carilah (pahala) negeri
akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah
kamu lupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan” (QS. Al Qashash :77)
Kalau
seseorang telah cinta dunia, maka dia akan disibukkan dengan mengurus dunianya, mengurus harta bendanya, sehingga lupa waktu, lupa dengan
Sang Pemberi harta benda tersebut. Waktunya tidak lagi digunakan untuk mencari
ridho Allah Swt. Waktunya hanya dihabiskan untuk menjadi budak dunia saja. Lupa
dengan apa yang menjadi kewajibannya, lupa dengan apa yang semestinya dikakukan
seorang muslim agar Allah Swt sayang dan ridho padanya dan tidak mendapat azab
dari Allah Swt. Lama kelamaan lupa dengan Allah, sehingga dia menganggap bahwa hanya karena dia bekerjalah, makanya bisa jadi seperti sekarang ini. Nasihat dari
seseorang yang sayang dan bermanfaat buat kehidupan akhiratnya, tidak lagi
dihiraukannya, malah menganggap seseorang yang menasehatinya sok alim. Naudzubillahi
min dzalik…
Betapa meruginya seseorang yang telah
menghabiskan waktunya siang dan malam hanya untuk mengejar kepuasan duniawi
semata. Berapa banyak waktu yang telah kita habiskan hanya untuk mengejar
duniawi. Waktu itu tidak akan pernah kembali, dan kematian akan semakin
mendekat.
Allah SWT berfirman:
“Barang siapa menghendaki
kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat,
kecuali neraka dan sia-sialah di sana apa yang mereka usahakan di dunia dan
terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Hud[11]: 15-16).
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling
berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan,
seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman
itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan
di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
palsu (menipu).”(Q.S.
Al-Hadiid [57]:20)
Rasulullah Saw bersabda :
Dari Jabir bin Abdullah,
Rasulullah Saw melintas masuk ke pasar seusai pergi dari tempat-tempat tinggi
sementara orang-orang berada di sisi beliau. Beliau melintasi bangkai anak
kambing dengan telinga melekat, beliau mengangkat telinganya lalu bersabda:
Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham? mereka
menjawab: Kami tidak mau memilikinya, untuk apa? Beliau bersabda: Apa kalian
mau (bangkai) ini milik kalian? mereka menjawab: Demi Allah, andai masih hidup
pun ada cacatnya karena telinganya menempel, lalu bagaimana halnya dalam
keadaan sudah mati? Beliau bersabda: Demi Allah, dunia lebih hina bagi Allah
melebihi (bangkai) ini bagi kalian. (HR. Muslim)
“Dunia ini dibanding akhirat
tiada lain hanyalah seperti jika seseorang di antara kalian mencelupkan jarinya
ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia
menariknya kembali.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu
Majah)
Ingatlah, semua akan diminta
pertanggungjawabannya. Jangan hanya mikirin dunia terus, jadikan dunia hanya
sebagai tempat ladang amal untuk mencapai kehidupan yang kekal yaitu akhirat.
Banyak-banyak ingat mati, Banyak ingat Allah Swt. Jangan habiskan waktu hanya
untuk mengejar duniawi yang tidak ada artinya apa-apa dibanding kenikmatan
akhirat yang telah Allah janjikan. Siapkan waktu untuk mengejar akhirat,
ingatlah waktu untuk Allah, teruslah belajar, perbaiki diri dan tetap semangat
mengejar ridho Allah Swt. Semoga Allah Swt memberi waktu dan jalan kepada kita
semua untuk terus belajar dan memperbaiki diri di jalan-Nya. Aaamin Allahuma
Aamiin…
Wallahu A’lam Bis Showab…
Mustaqbal.net
Salam Mujahidah
Naa-Humaira
No comments :
Post a Comment