Bismillahirrahmanirrahim..
Akhi..Penantian panjang untuk menunggu akan aku lewati hanya
untukmu, meski seribu kebimbangan menghantuiku, meski ribuan keraguan menjelma
atas janjimu.
Aku hanya takut, benarkah kau pantas
untuk ku nanti?
Akhi..Ku sembunyikan hati ini untuk memilih menantimu karena ku
tahu aku sangat mencintaimu. Namun bukan berarti cinta ini mampu membutakanku
agar aku menerima ketikdak pastian.
Aku hanya tak tahu, benarkah kau
pantas untuk ku nanti?
Akhi..Senyumku ini akan ku leburkan bersama dakwah bersama
pendamping yang mampu menuntunku pada Illahi. Bagaimana aku sanggup untuk tahu
bahwa kau adalah seorang yang tepat untukku, sedangkan kau sendiri pun tak
tahu.
Berilah aku jawaban, benarkah kau
pantas untuk ku nanti?
Akhi..Bersamamu ku sadari hati ini ingin menetap, hingga waktu
memberiku jawaban bahwa kau adalah pemilik hati ini. Namun sadarilah, bila aku
harus tetap menanti sedangkan kau pun tak tahu sampai kapan aku harus menanti,
hati terus mengusik kesadaranku.
Maka pastikanlah jawabanmu, benarkah
kau pantas ku nanti?
Bila kau memang pantas aku nantikan, ijinkan aku memintamu untuk
segera meminang ku dalam kesendirian. Jangan biarkan aku dalam ragu,
yakinkanlah hatiku.
Bila kau memang pantas aku nantikan, segera palingkan aku dalam
kepahitan janji. Besegeralah datangi kedua orang tuaku, jangan kau terus
biarkan aku menanti dengan alasan-alasan yang tak pernah aku mengerti.
Bila kau memang pantas aku nantikan, biarkan cinta yang ada di
hatimu tersimpan rapat sebelum kau halalkan aku. Jangan kau impikan aku dengan
cintamu.
***
Harapan yang diberikan kadang memang lebih besar daripada apa
yang mampu dijalani, apalagi bila kekasih hati pujaan jiwa yang memberikan.
Atas nama cinta, seribu tahun pun mau menanti asal bisa dimiliki sang kekasih.
Aduh ukhti.. sadarilah, sudah beberapa kali saya membuat sebuah
torehan tentang mirisnya hati ini bila masih ada seorang muslimah yang mau
menanggung ketidakpastian. Semua hanya atas dasar cinta bersulam
janji.
Baru diberi SmS rayuan, chat gombal, pesan yang
melayang-layangkan hati, kamu sudah mau meruntuhkan izzahmu, kehormatanmu yang
kamu selalu gadang-gadangkan. Tapi dihadapan ikhwan genit yang suka mengobral
janji, kamu sudah tertunduk mengangguk.
Ukhti fillah, jagalah hatimu karena syetan selalu
mengintai hidupmu. Bukankah saya sudah sering torehkan dalam tulisan
sebelumnya, bila memang ada seorang ikhwan yang serius padamu, dia tidak akan
mampu mengumbar cintanya padamu. Justru dia akan menjaga cintanya dan cintamu
sampai kamu halal baginya.
Kalaupun ikhwan itu belum sanggup meminangmu, dia tidak akan
mengobral janji-janji yang membuatmu terhanyut. Yakinlah ukhti, Allah Azza Wa
Jalla tak akan membiarkanmu dalam kesendirian, jadi sadarilah, dia akan datang
di saat yang tepat untukmu.
Namun sebelum dia datang dan pada akhirnya kamu tautkan cinta
dan pengabdianmu padanya, jagalah hatimu untuknya agar dia menjaga hatinya
untukmu. Jagalah kehormatanmu agar dia pun menjaga kehormatannya sampai kalian
dipertemukan kelak. Insyaallah dalam naungan yang bernama pernikahan.
(Syahhidah)
Salam,
Ute Hime K.
jazzakillah khairan
ReplyDeleteWaiyyakum
ReplyDelete