***Repost Artikel Tahun Lalu ( 2013 )
Heeum..
Gag terasa selangkah demi selangkah kita sudah menginjakkan kaki kita di bulan Februari. Mengingat Februari, jadi teringat akan sebuah peristiwa yang setiap tahunnya sangat fenomenal dibulan ini.
Gag terasa selangkah demi selangkah kita sudah menginjakkan kaki kita di bulan Februari. Mengingat Februari, jadi teringat akan sebuah peristiwa yang setiap tahunnya sangat fenomenal dibulan ini.
Ada sebuah fenomena Menarik di bulan Februari
ini, tepatnya pada tanggal 14 Februari. Dimana, para remaja-pada umumnya-hiruk
pikuk, karena mereka memiliki hajatan besar dengan merayakan sebuah hari yang
disebut Hari Valentine. Atau lebih populer dengan sebutan V’day. Hiruk-pikuk hajatan
itu, kini telah menjadi Tradisi yang turun temurun, gag peduli dari Negara
manapun dan Agama apapun. Termasuk di Indonesia sendiri. Ironisnya, peserta terbanyak dalam hajatan besar Valentine itu
adalah mereka yang Notabenenya ‘Remaja Muslim/Muslimah’.
Yang Jadi pertanyaan, Apa sebenernya Hari Valentine itu ? Apa esensi yang dikejar
dari Hajatan besar Valentine ? Dan pantaskah remaja muslim turut serta
merayakan tradisi V’day itu ? Apakah hajatan tersebut murni ditelurkan
berdasarkan kultur semata atau ada korelasinya dengan kehidupan beragama ?
Mengapa Remaja Muslim turut merayakannya ? Apa hukumnya dan bagaimana
konsekuensinya ?
Sebenarnya berbicara mengenai history Valentine akan sangat
variatif karena terdapat berbagai versi mengenai asal-muasal Hari valentine.
Diantara beberapa versi itu ialah :
Versi Pertama :
Menurut Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk
pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:
·
Pastur di Romawi
·
Uskup Intermna ( Modern Terni )
·
Martir di Prov Romawi Afrika
Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang
(valentine) tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan
bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari
14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang
mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli
hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus,
diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah
peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di
Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius
XVI pada tahun 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini
pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah
prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa
yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang
sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969
sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo
yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda
saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Versi Kedua :
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan
cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana
dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk
kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan bernama
Geoffrey Chaucer. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan
Burung-Burung) bahwa :
For this was sent on Seynt Valentyne's day (Bahwa inilah dikirim
pada hari Santo Valentinus) Whan every foul cometh ther to choose his mate
(Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya).
Pada jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran
catatan pada hari valentine dan memanggil pasangan Valentine mereka. Sebuah
kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari
koleksi naskah British Library di London. Kemungkinan besar banyak
legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa
di antaranya bercerita bahwa :
Sore hari sebelum santo Valentinus akan mati sebagai martir, ia
telah menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir
penjaranya yang tertulis "Dari Valentinus mu".
Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II,
santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka diam-diam namun
St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun
ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book
Encyclopedia, 1998). Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari
dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
Versi Ketiga :
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad
ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang
terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki
pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di
dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan
terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan
kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan
pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan
senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan.
Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal.
Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu
menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi
ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia
tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang
hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah
satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St.
Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati
dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine
malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan
bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu
adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk
mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu
menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah
melakukan hal yang benar.
Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni
tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri
menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan
Dengan Cinta dari Valentine mu.
Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap
tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari
kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine
sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang
yang berusaha mengenyahkan cinta.
Melihat catatan sejarah Valentine dan hubungannya dengan budaya
barat, dapat diambil benang merah bahwa valentine sesungguhnya merupakan
perayaan yang bersumber dari non-islam ( Kristen ) yang di kukuhkan oleh Paus
Glasius untuk mengenang St. Valentine. Dan merupakan ritual orang Romawi Kuno (
Paganisme ) yang Musyrik karena menyembah berhala.
Sebelum kita terjerumus pada budaya yang dapat menyebabkan kita
tergelincir kepada kemaksiatan maupun penyesalan, kita tahu bahwa acara itu
jelas berasal dari kaum kafir yang aqidahnya berbeda dengan umat Islam,
sedangkan Rasulullah bersabda:
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri Radiyallahu ‘anhu : Rasulullah bersabda: “Kamu akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Rasulullah bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” ( HR. Bukhori dan Muslim )
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri Radiyallahu ‘anhu : Rasulullah bersabda: “Kamu akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Rasulullah bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” ( HR. Bukhori dan Muslim )
Rasulullah Saw pun dengan keras melarang umat muslim untuk
mengikuti upacara peribatan suatu kaum, “ Barangsiapa meniru
suatu kaum, maka ia termasuk golongan kaum itu ” ( Hr. Tirmidzi
)
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini,
nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah
mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Allah).” (Qs. Al-An’am : 116)
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri,
apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari
Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.: (Surah Al-Isra : 36)
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”.
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Firman Allah Swt :
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali
tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi”. ( Qs. Al-Imran : 85 )
Syaikh Muhammad
al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan,” Merayakan Hari
Valentine itu tidak boleh ”, karena alasan berikut :
Pertama : Ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar
hukumnya di dalam syari’at Islam.
Kedua : Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara
rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih
(pendahulu kita) -semoga Allah meridhai mereka. Keinginan untuk
ikut-ikutan memang selalu ada dalam diri manusia, terlebih di usia remaja.
Sehingga tidak mengherankan apabila remaja muslim pun banyak yang ikut terseret
ke arus globalisasi dan terbawa kepada ritual dan gaya budaya barat.
Melihat realita yang ada, setidaknya ada beberapa faktor yang
melatarbelakangi remaja muslim ikut terseret ke arus globalisasi dan budaya
valentine.
Pertama, remaja merupakan usia yang masih labil dan tengah mencari jati
dirinya, parahnya hal itu juga disertai dengan perasaan loss of identity sehingga mereka akhirnya mencari identitas lain
dan akhirnya dengan kondisi mental dan karakter yang belum terbentuk kuat
mereka terbawa kepada identitas global.
Kedua, berhubungan dengan budaya valentine itu sendiri mayoritas
remaja muslim yang mengikuti budaya valentine tidak mengenal sejarah valentine
secara eksplisit sehingga tidak ada kesan risih dalam dirinya untuk mengikuti
budaya valentine. Parahnya akibat lemahnya kesadaran sejarah pada remaja
muslim, valentine kemudian dianggap murni hanya merupakan permasalahan kultur
dan budaya yang sedang berkembang, tanpa ada sangkut pautnya dengan
permasalahan agama, sehingga mereka merasa budaya valentine bisa diserap oleh
semua kalangan.
Ketiga, diakui atau tidak sikap religiusitas dalam diri dan hati
remaja muslim tengah dalam keadaan yang semakin keropos, sehingga melemahkan
karakter dan mental mereka yang akhirnya tidak sanggup membentengi diri dan
menyaring budaya asing yang seharusnya mereka lawan.
Keempat, hasrat mengikuti trend
menjadi demam baru dikalangan remaja, mereka selalu beranggapan bahwa semua
yang berasal dari barat adalah modernisasi yang harus diikuti meski sekedar
gengsi dan agar tidak disebut ketinggalan zaman, terlebih dengan adanya pergaulan
bebas di era globalisasi ini akhirnya semakin mantap menyeret kalangan remaja
kepada budaya valentine.
Sudah jelas !
Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import
dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (aqidah) kita.
Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia
kawan. Karena kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah
mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini),
agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan
cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rahiim.
Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu.
Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan
Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan
sistem-sistem lain.
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerusakan-kerusakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, tivi dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam
sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah Swt :
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
Salam hangat penuh cinta,
|DE@Humaira|
|181085|
Sudah jelas ! *smile
ReplyDelete:) Thank u for visiting
DeleteV'day=cinta apa sahwat?,,
ReplyDeleteSudah jelas dan gamblang begini,masih banyak sekali remaja muslim yang ngrayaiin...!Heran aku....
..!!!
:)
DeleteMungkin karena kurangnya pemahaman agama, salah satu penyebabnya mba ninik.
selain itu juga akibat dari syndrome "ikut-ikutan" yang tanpa pemahaman.
atau mungkin karena "lupa" bahwa sebenarnya islam itu sudah lengkap dan melengkapi ( syamil & mutakamil)..
thank u for visiting mba :)
semoga bermanfaat dans emoga kita dijauhkan dari hal yg sia-sia