^Jazakallah Khoiran Katsiiraa, untuk yang selalu menginspirasi :) untuk yang selalu menasehati :) untuk yang selalu mengingatkan :) untuk yang selalu menenangkan :) untuk yang selalu menyemangati :) untuk yang selalu meyakinkan :) untuk yang selalu sabar menghadapi.. |DE181085|^ ( Inspirasi Pagi - Senin, 24 Rabi'ul Tsani 1435 H / 24 Feb 14 )
***DE181085***
Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan
orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu
yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan
(yang dihinggapinya).” (Ahmad,
Al-Hakim, dan Al-Bazzar)
Seorang mukmin adalah manusia yang
memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan
dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun
dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan
selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang
yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., “Manusia paling baik adalah yang
paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”
-Khoirunnaasi
anfa’uhum linnaas-
Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan,
dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan
menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan
adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan
sejahtera.
Nah, sifat-sifat yang baik itu antara
lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di
atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh
lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah
swt. seperti yang Dia firmankan, “Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan)
kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan
di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (An-Nahl:
68-69)
Sekarang, bandingkanlah apa yang
dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti
berikut ini:
***Hinggap di tempat yang bersih dan
menyerap hanya yang bersih.
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat
pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat
mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk.
Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat
bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.
Begitulah pula sifat seorang mukmin.
Allah swt. berfirman:
Hai manusia, makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata
bagimu. (Al-Baqarah: 168)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut
Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan
Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang
dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka
orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah
orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf:
157)
Karenanya, jika ia mendapatkan amanah
dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi,
pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab,
segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits
(kebusukan).
***Mengeluarkan yang bersih.
Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya
tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ
tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia
produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain
hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk
lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk
kesehatan: liurnya!
Seorang mukmin adalah orang yang
produktif dengan kebajikan. “Hai orang-orang yang beriman,
rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya
kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)
Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan.
Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam
bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili
dengan kalimat “rukuklah kamu,
sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru
bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan
makhluk lainnya.
Segala yang keluar dari dirinya adalah
kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak
mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan
orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak
manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya
untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.
***Tidak pernah merusak
Seperti yang disebutkan dalam hadits
yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting
yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan
perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia
selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan
cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan
cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha
menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia
memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke
pengadilan.
***Bekerja keras
Lebah adalah pekerja keras. Ketika
muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan
bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan
larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh
semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin
untuk bekerja keras? “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)
Kerja keras dan semangat pantang kendur
itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun
memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia –kecuali yang
mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya “dirugikan” dalam upaya
penegakkan keadilan.
***Bekerja secara jama’i dan tunduk pada
satu pimpinan
Lebah selalu hidup dalam koloni besar,
tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing
mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu,
mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika
ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang
dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk
mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap
orang-orang beriman. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.” (Ash-Shaff: 4)
***Tidak pernah melukai kecuali kalau
diganggu
Lebah tidak pernah memulai menyerang.
Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk
mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas
sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak
dicari. Tapi jika ada, tidak lari.
Itulah beberapa karakter lebah yang
patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut
dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama
surah: An-Nahl. Allahu a’lam.. J
Dakwatuna.com
Salam hangat penuh Cinta,
|DE@Humaira181085|
No comments :
Post a Comment