Poligami Syariat Yang Ditentang; Kasih Sayang-Nya Maha Luas



Serasa disambar petir di siang bolong, ketika seorang istri—yang tidak bisa menerima syariat poligami, seakan-akan tak sudi untuk diduakan—mendengar suaminya sudah punya istri lagi selainnya, atau bahkan baru sekadar berencana menikah lagi.

Poligami memang masih menjadi hal yang mengganjal bagi para istri dan kaum hawa secara umum, selain yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, tak heran apabila syariat ini mengundang protes dan kritikan di mana-mana. Padahal, syariat poligami bukan buatan kaum lelaki untuk menzalimi perempuan, melainkan Allah Subhanahu wata’ala—Dzat Yang Maha Mengetahui kemaslahatan para hamba—yang menetapkannya.

Bisa jadi, lubuk hati kita akan bertanya, “Sekejam itukah aturan syariat  yang diturunkan dari tujuh lapis langit ini oleh Allah Subhanahu wata’ala, sehingga mengundang protes dari para hamba-Nya?” Jelas, jawabannya, “Tidak.” Sebab, Allah Subhanahu wata’ala sendiri amat penyayang kepada para hamba-Nya dan tidak akan menzalimi mereka sedikit pun. Kebencian kepada poligami ini diperparah dengan propaganda dan slogan-slogan ‘merendahkan perempuan’, buku-buku, lagu-lagu, dan film-film yang menggambarkan kelamnya poligami, ditambah praktik yang salah dari pelakunya, dan sebagainya.

Kalau dirunut, sebenarnya ada otak yang bermain di balik semua kebencian ini. Ya, ini sebenarnya ulah orang-orang kafir dan kaki tangannya yang memang ingin menjelekkan Islam dan tidak akan pernah meridhainya. Salah satu yang mereka anggap sebagai celah mencacati Islam adalah syariat poligaminya. Dikaranglah sekian igauan untuk memperburuk perkara yang halal ini. Yang menyedihkan, kaum muslimin juga mau mendengarkan igauan mereka tersebut, wallahul musta’an.

Islam dianggap kelam dengan syariat poligaminya. Lantas bagaimana dengan orang-orang kafir di negeri Barat, yang laki-laki dan perempuannya hidup bebas, tidak peduli istri orang, perselingkuhan, perzinaan, kemudian dijiplak oleh sebagian artis atau selebritas yang mengaku muslim di negeri kita; tidakkah itu dianggap kelam, bahkan pekat dan sangat kotor? Mengapa orang mau memaklumi sesuatu yang haram, menerima, dan memaafkannya, sedangkan untuk sesuatu yang halal seolah-olah tidak ada maaf? Kenyataan yang terjadi, ketika seorang istri mengetahui suaminya selingkuh, punya kekasih gelap, ia masih bisa memaafkan suaminya, memaklumi, dan mau berbaikan kembali. Tetapi, tidak ada maaf ketika suaminya menikahi perempuan lain secara sah, ‘Pilih dia ceraikan aku, atau pilih aku ceraikan dia!’Wallahul musta’an.


Suara protes jelas banyak datang dari perempuan sebagai pihak yang merasa dirugikan dengan aturan ini. Cemburu, merasa dizalimi, direndahkan, diduakan, takut kehilangan cinta, dan sebagainya, menjadi alasan. Kalau bisa protes kepada Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul- Nya, mereka akan protes (dan sudah mereka lakukan!). Padahal seperti yang telah dinyatakan sebelum ini, Allah Subhanahu wata’ala sebagai Pencipta, Pemberi segalanya, dan Pengatur alam semesta ini, tentu lebih tahu kebutuhan para hamba dan yang menyebabkan kebaikan bagi mereka. AllahSubhanahu wata’ala menyatakan,
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
 “Bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik bagi kalian. Dan bisa jadi kalian mencintai sesuatu padahal sesuatu itu tidak baik bagi kalian. Allahlah yang mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui.” (al-Baqarah: 216)

Dari nama-Nya yang agung, Ar- Rahman dan Ar-Rahim, kita juga tahu bahwa Allah Subhanahu wata’ala amat penyayang kepada para hamba-Nya. Sama sekali Dia tidak pernah menzalimi mereka.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّة
“Sesungguhnya Allah tidak pernah menzalimi walaupun sebesar zarrah2….” (an-Nisa: 40)


Bahkan, Dia adalah Dzat Yang Mahaadil, yang keadilan-Nya ada pada puncak kesempurnaan. Dengan demikian, ketika menetapkan syariat poligami, Dia Mahatahu bahwa hal itu memberikan kemaslahatan kepada para hamba. Bisa kita katakan, Dia menetapkan syariat poligami sebagai kasih sayang-Nya kepada para hamba- Nya, baik lelaki maupun perempuan.

Salam Hangat,

|Naa|

No comments :

Post a Comment