1.Iman kepada Allah
dan beramal shaleh.
Allah berfirman:
"Siapa saja yang beramal
kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan
beriman maka Aku akan hidupkan mereka dalam kehidupan yang baik." (An Nahl: 97)
"Siapa saja beriman
kepada Allah dan hari Akhir serta beramal shaleh mereka tidak pernah takut dan
tidak pernah bersedih." (Al Maidah : 69).
Abu Yahya Shuhaib bin
Sinan Ra. meriwayatkan,
Rasulullah Saw. bersabda: "Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya
segala urusannya baginya memberikan kebaikan, hal ini tidak dimiliki oleh
seorangpun melainkan oleh seorang mukmin. Bila mendapatkan harta atau
kesuksesan selalu bersyukur maka jadilah itu kebaikan baginya dan bila
mendapatkan kesengsaraan dia selalu bersabar dan itupun menjadikan kebaikan
baginya." (HR. Muslim)
Pengaruh iman dalam kehidupan sangat nyata sekali. Ketika
diinterograsi di Damaskus dengan berbagai bentuk penyiksaan yang keji, Ibnu Taimiyah Rahimahullah malah mengatakan: "Apa yang diperbuat
musuh-musuhku itulah surgaku,penjara bagiku adalah tempatku menyepi dan
penyiksaan terhadapku itulah syahadahku (syahidku), sedang pengusiran
terhadapku itulah tamasyaku." Ucapan ini tentu tak akan keluar kecuali dari seorang yang
benar-benar telah menghunjam kuat imannya di dalam dada.
2.Beriman kepada
Qadha dan Qadar
Qadha dan qadar, baik buruknya semua adalah datang dari Allah.
Ketahuilah, bila ada musibah menimpa dirimu maka itu bukanlah karena
kesalahanmu, dengan kata lain, kesalahan yang kamu lakukan tidak mesti menyebabkan
musibah bagimu di dunia. Karena semua telah ada dalam ketentuan Allah Ta'ala.
Ridha dengan bagian rezki dari Allah dan menerima berbagai kemungkinan yang
bakal ditimpakan Allah padanya. Maka, siapa saja yang tidak beriman kepada
qadha dan qadar dia pasti hancur.
Sebagai contoh karena keimanan kepada qadha dan qadar adalah
kisah Urwab bin Zubair. Kaki beliau terkena penyakit kanker sehingga harus diamputasi
(dipotong). Keadaan itu beliau terima dengan tabah. Ketika dokter menyarankan
agar beliau minum khamar agar mengurangi rasa sakit saat diamputasi beliau
menolak. Beliau berkata, aku tunjukkan cara lain, yakni tatkala aku sedang
shalat maka kerjakanlah apa yang anda inginkan, karena hati, tatkala sedang
bergantung kepada Allah maka tidak akan merasa dengan apa yang sedang mengenai
dirinya. Benar, tatkala urwah sedang bertakbir dan shalat, operasipun
dilakukan, beliau tidak bergerak sedikitpun dan amputasi itu pun berhasil
dengan baik." Allahu Akbar". Itulah buah iman yang sungguh-sungguh
kepada qadha dan qadar.
"Dan tidak akan diberikan sifat itu kecuali kepada
oarang-orang yang sabar dan tidak diberikan melainkan kepada orang yang
mempunyai kebahagiaan." (Fushilat: 35)
3.Faham Ilmu
Syariat
Para ulama yang mengenal Allah, merekalah orang-orang yang
berbahagia. Mereka tidak memikirkan kecuali tentang berbagai ilmu yang
diberikan Allah padanya. Adalah Abu Al hasan Az Zahid, karena keberaniannya menentang
penguasa zhalim Mesir di masanya, Ahmad Toulun maka ia dimasukkan ke dalam
kerangkeng singa. Seketika, singa yang lapar itu meraung dan mendekat. Abu Al
Hasan tetap tenang duduk, tidak bergerak dan tidak mempedulikan. Orang-orang
yang menyaksikan sudah tampak tegang. Ada yang ketakutan karena pemandangan
yang amat mengerikan bahkan ada yang sampai menangis. Singa itu maju mundur
mendekatinya, kadang meraung lalu diam. Sesudah itu, ia mengangguk-anggukkan
kepalanya, mendekat kepada Abul Hasan lalu menciumnya dan pergi tanpa berbuat
apa-apa. Orang-orangpun spontan berteriak dengan takbir dan tahlil. Apa yang
lebih hebat dari itu? tatkala Ibnu Toulon bertanya kepada Abu Al Hasan tentang
apa yang ada di dalam benaknya ketika itu ia menjawab: "Aku berfikir tentang air liur singa tersebut, seandainya mengenaiku.
Apakah najis atau tidak?" Apa kamu tidak takut kepada singa?, tanya Ibnu Toulon. “Tidak, karena sesungguhnya Allah melindungiku." Inilah kebahagiaan yang nyata, yang
dihasilkan oleh iman dan ilmu yang bermanfaat.Inilah kelapangan yang selalu
diburu oleh setiap manusia.
4.Banyak Dzikir dan
membaca Al Qur'an
Allah berfirman:
"Ketahuilah dengan dzikir kepada Allah akan tenanglah
hati." (Ar Ra'd: 28).
Orang yang selalu dzikir
dan ingat kepada Allah akan bahagia dan tenang hatinya. Sedangkan orang yang
berpaling dari ingat kepada Allah maka ia akan hidup dalam kesusahan dan
kesedihan.
"Dan siapa saja yang berpaling dari ingat kepada Tuhan
(Allah) yang Pemuarah niscaya kami tentukan bagtinya setan maka jadilah ia
teman yang tidak terpisah baginya." (Az Zukhruf: 36)
"Dan siapa saja yang berpaling dari dzikir (ingat) kepada
Aku maka adalah baginya penghidupan yang sempti dan kami akan kumpulkan dia
pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Thaha: 124)
"Maka kecelakaan bagi mereka yang beku hatinya dari mengingat
Allah Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (Az Zumar: 220)
5.Dalam Al Qur'an
banyak ditemukan ayat-ayat yang membicarakan kedudukan hati yang lapang, di
antaranya:
"Tuhanku, lapangkanlahn dadaku." (Thaha: 25)
"Siapa saja yang Allah menghendaki akan memberikan padanya
hidayah, niscaya Allah akan lapangkan dadanya untuk menerim islam." (Al An'am: 125)
"Maka apakah yang Allah lapangkan dadanya untuk memeluk
islam yaitu orang yang berjalan atas nur dari Tuhannya sama dengan yang beku
hatinya?"
Kelapangan dada dan mencarinya termasuk tanda-tanda kebahagiaan
dan sifart orang-orang yang berbahagia.
6.Berbuat Baik
kepada Manusia
Ini adalah fakta. Orang yang suka berbuat baik kepada manusia
dialah orang yang paling berbahagia, serta yang paling diterima hidupnya di
atas bumi.
7.Memandang urusan
dunia lebih rendah daripada urusan Akherat.
Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda: "Lihatlah orang-orang yang di
bawah kamu dan janganlah kamu melihat kepada orang yang lebih tinggi darai
kamu. Maka hal itu akan lebih pasti untuk meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim). Ini adalah dalam urusan
keduniaan, karena bila kita ingat ada orang yang lebih rendah dari kita
maka
kita akan mengetahui betapa besar nikmat Allah yang diberikan
kepada kita. Adapun dalam urusan akherat, maka hendaknya kita melihat kepada
orang-orang yang lebih tinggi dari kita, agar kita sadar akan kelemahan dan
kekutangan kita. Jangan kita melihat orang yang hancur dan sebab-sebab
kehancurannya, tetapi lihatlah orang yang selamat, dan bagaimana keselamatan
itu diraih.
8.Tidak tamak dunia
dan selalu siap mati.
Syaikh Abdurrhaman As Sa'di rahimahullah pernah berkata:
"Hidup itu pendek, oleh karena itu janganlah dipendekkan lagi dengan
lamunan dan perbuatan dosa." Benar, bahwa hidup ini sangatlah pendek, oleh karena itu kita
harus tidak menemabah kependekan itu ini dengan kebencian, angan-angan yang
jahat dan perbuatan dosa.
9.Yakin kebahagiaan
hakiki bagi seorang mukmin adalah di akherat, walaupun di dunia tidak bahagia.
Allah berfirman: "Adapun orang-orang yang berbahagia maka dalam SurgaKu lah
mereka, keadaan mereka kekal padanya selama langit dan bumi dikehendaki
oleh Tuhanmu sebagai suatu pemberian yang tidak putus." (Hud: 108).
Rasul Saw. bersabda: "Dunia ini penjara bagi mukmin dan Surga bagi orang
kafir." Tentanng hadits ini ada kisah menarik dari Ibnu Hajar Al Asqalani. Suatu ketika beliau yang tampak berseri-seri dicegat oleh
seorang Yahudi yang sedang dilanda kesedihan hebat. Orang Yahudi itu bertanya: "Bagimana anda menafsirkan
ucapan Rasul Saw. "Dunia ini penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi
orang kafir? Kini anda tahu, aku dalam keadaan sedih, sedangkan aku kafir dan
anda dalam keadaan bahagia, sedangkan anda mukmin?". Ibnu Hajar menjawab: "Anda dengan kesedihan dan
kemiskinan termasuk berada dalam Surga dibandingkan akheratmu yang penuh dengan
siksa yang pedih (kalau kamu nanti mati dalam keadaan kafir). Sedangkan aku
(seandainya Allah memasukkan aku ke dalam Surga) maka dengan kesenangan dunia
ini termasuk penjara dibandingkan dengan kenikmatan yang sedang menungguku di
Surga." Orang Yahudi itu menjawab: "Apakah demikian?" Ibnu
Hajar menjawab: "Ya." Maka orang itu pun menyatakan: "Aku
bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah."
10.Bersabahat
dengan Orang Shaleh
Pengaruh kawan sungguh sangat besar. Karena itu Nabi Saw.
bersabda: "Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah
laksana pembawa minyak dan pekerja pandai besi. (Muttafaq Alaih)
11.Yakin perbuatan
jahat orang lain akan menjadi kebaikan bagi dirinya maka maafkanlah dia.
Ibrahim Ataimi berkata: "Sesungguhnya ada seorang
laki-laki mendzhalimiku maka aku mengasihinya."
Diriwayatkan ada beberapa ulama dan juga banyak orang yang
berbuat jahat kepada Ibnu Taimiyah, sehingga beliau dipenjarakan di
iskandariyah. Setelah keluar dari penjara ada yang bertanya, adakah kamu ingin
membalas orang yang berbuat jahat padamu? Beliau menjawab, aku bebaskan siapa
saja yang telah berbuat zhalim kepadaku dan aku maafkan. Ibnu Taimiyah telah
membebaskan semuanya karena beliau tahu hal itu akan membuatnya bahagia di
dunia dan akherat. Seorang salaf mendengar ada seorang yang ghibah atas
dirinya. Maka orang salaf tadi memilih suatu hadiah yang menarik. Pergilah ia
kepada orang yang berbuat ghibah itu dan diberikannya hadiah tadi. Ketika
ditanya tentang sebab pemberian hadiah itu, ia menjawab, Rasulullah Saw.
bersabda: "Siapa saja yang berbuat kebajikan atasmu maka berilah dia
imbalan. Sesungguhnya anda telah memberikan hadiah kepadaku dari kebajikanmu
sedangkan aku tidak punya kebajikan yang dapat aku berikan padamu kecuali
kebaikan dunia. " Maha Suci Allah.
12.Berbicara baik,
hapuslah perbuatan buruk dengan berbuat kebajikan.
"Dan tidak sama antara kebajikan
dan keburukan. Tolaklah keburukan itu dengan sesuatu yang lebih baik."
Coba renungkan wahai saudaraku, pengarahan Tuhan yang agung
kepada aorang yang beriman:
"Dan tatkala mereka lewat di hadapan permainan dia lewat
dengan penuh kemuliaan." (Al Furqan: 72)
13.Selalu Kembali
kepada Allah dan Berdo'a kepadaNya
Rasul Saw. telah meneladankan semua itu di antaranya beliau
berdo'a: "Ya Allah
perbaikilah aku dalam beragama karena dengan agama itu menjadi ishmah bagi
segala urusanku, perbaikilah pula duniaku yang
merupakan penghidupanku. Perbaiki pula akheratku yang akan
menjadi tempat kembaliku, jadikanlah hidup ini tambahan bagiku dengan berbagai
kebaikan serta jadikanlah kematianku sebagai tempat istirahatku dari segala
keburukan." (HR. Muslim, 17/40).
Beliau juga senantiasa berdo'a: "Ya Allah rahmatMu aku harapkan.
Janganlah Engkau tanggungkan (kehidupan ini) kepada diriku sendiri, meski hanya
sejenak, dan perbaikilah seluruh keadaanku semuanya, tidak ada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau."
Mudah-mudahan kita mendapat kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan
angan-angan juga bukan sekedar pembicaraan. Dan kepada Allah lah segala urusan
kita kembalikan.
Wallahu A'lam bishowab J
With Love,
|DeeA-Naa|
artikelnya menarik, salam blog walking.. ditunggu kunjungan baliknya.. :)
ReplyDeleteAlhamdulillah.. Smeoga Bermanfaat Mas Ryan..
DeleteMakasiih unbtuk kunjungannya..:)
Artikelnya sangat berguna, buat intropeksi diriKU
ReplyDeletesalam kenal
Alhamdulillah.. semoga bermanfaat.
Deletesalam kenal kembali.
terima kasih untuk kunjungannya
bener banget, mbak... Islam itu indah, semuanya sudah diatur dalam Al Qur'an,,,
ReplyDeleteNa'am mba Tri..
DeleteIslam itu agama yang Sempurna.
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." Al Maidah 5 : 3
Islam itu Syamil = Menyeluruh, Kamil = Lengkap, Mutakamil = Melengkapi..
Terimakasih untuk kunjungannya mba :)
Asalamu alaikum,
ReplyDeleteThanks for sharing do visit my latest post wise words..
Take Care
Assalamu alaikum.
ReplyDeleteTerimakasih atas pelajarannya. :)
Wa'alaikumussalam..
DeleteTerimakasih kembali untuk kunjungannya mba Irama..