Sebungkus Bingkisan L-U-K-A


Bukan mudah untuk aku menjadi diriku lagi. Kau pergi ketika aku terlena terbuai mimpi. Tanpa kusadari, kutemukan aku sudah sendiri. Termangu, menatapi setiap sudut ruang yang tak ku kenali. Sunyi. Sepi. Sendiri. Berlari kesana kemari mencari-cari. Namun kau tak jua kutemui. Oh,.. ternyata kau telah pergi.

Letih menemukanku tertatih. Lelah mendapatiku terkulai lemah.

Mengapa kau tega ? Inikah cinta yang dulu slalu kau nyanyikan ? Setia yang dulu slalu kau dendangkan. Bersama yang dulu slalu kau janjikan ? Semula ku mengira kau berbeda. Tak sama dengan mereka. Ternyata sama saja. Ku telah salah menyangka.

Betapa naifnya aku yang begitu mudah percaya dengan semua silang kata yang kau tata.

Aku lega. Walau kecewa. Karena Tuhan telah menyelamatkanku dari cinta fana seorang anak manusia. Meski sakit. Walau Sulit. Aku harus bangkit. Sebab Dia telah membebaskanku dari kungkungan cinta yang belum waktunya. Cinta yang salah. Bukan karena jatuh cinta pada siapa. Tapi karena cinta yang belum semestinya.

Sebungkus bingkisan luka, menempaku untuk menjadi dewasa.

Sebungkus bingkisan luka yang telah kuterima. Darimu yang pernah mengaku cinta. Tak mengapa. Setidaknya aku telah setia. Walau berbuah kecewa. Tuhan sedang menempaku untuk menjadi manusia dewasa, benar begitu kan ?

Memang pahit. Tapi setidaknya aku pernah mencicip. Meski tidak lezat. Tapi kan aku pernah mengecap.

Bukankan untuk menjadi dewasa itu butuh proses  ? ? Yaah, mungkin fase luka yang Tuhan kirimkan ini merupakan salah satu tahap yang harus kualami dari sekian banyak rangkaian yang harus kulalui untuk menjadi.



Bukan karena aku hebat, tapi karena Dia aku menjadi kuat.

Cinta yang belum waktunya, hanya kan membekas luka. Menyisakan lara. Cinta tak akan bertahan hanya dengan janji setia. Ikrar bersama. Sebab cinta bukan sekedar masalah rasa. Cinta itu butuh Restu-Nya. Cinta tak akan berjalan hanya dengan salaing mempertahankan. Sebab cinta butuh Iman untuk menguatkan. Dan Dia yang menyatukan.

Cinta bukan hanya perkara rasa. Aku dan Kamu saja. Atau hanya Kita. Tapi cinta melibatkan DIA.

Untukmu, aku menikmatinya. Walau menjadi berkorban, tapi aku suka. Ku pelajari, kuhargai, dan kurelakan engkau pergi. Walau tanpa satu bukti dari segala janji.


Sebungkus bingkisan Luka. Masih mengeja abjad yang sama. L-U-K-A.

Salam,

Ute Hime K.

4 comments :

  1. menyentuh banget mbak ute, masih ingat ma aku? Salam ukhuwah !!
    pertamax ya.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah..
      ingat kok mas falaq.
      Salam ukhuwah.
      Insyaallah..
      Makasih untuk kunjungan nya mas.
      Sering2 mampir yah
      XD

      Delete
  2. Sendiriii.....sendiriiii...dan sendirii lagi dalam keheningan malam, ketika semua terlena dalam gelap malam. Hanya Engkau yaa Rabb yang menemani aku dalam gelap malam ini

    ReplyDelete