Disaat
wanita telah memasuki gerbang pernikahan, maka Allah akan menyediakan
kesempatan bagi kita, untuk menjadi pribadi yang indah, bahkan jauh sangat
lebih indah.
Dan sungguh,
menjadi istri adalah sebuah keindahan yang tidak semua orang akan merasakan
kesemua itu. Dan keindahan itu akan terasa sangat lebih indah saat kita dapat
dari dalam hati menyadari dan ikhlas karena Allah tentang sebuah melayani.
Lihatlah betapa indahnya dirimu dengan melayani, senyummu
tampak sumringah karena ingin seseorang yang kau layani akan merasa terdamaikan
oleh keadaan karena adanya dirimu. Walau dalam bagaimanapun adanya keadaanmu
sendiri.
Lihatlah betapa damai dirimu dengan melayani. Kau
berikan jatah pikiran dan luasnya dadamu yang memang kadang sudah terasa sesak,
demi kebahagiaan suami yang kau layani. Mengerti bahkan saat beliau tidak
mngerti keadaan beliau sendiri, mendengarkan keluh kesah beliau, merangkul
semua kondisi kacau balaunya beliau lengkap dengan semua kenegatifan sikap yang
saat itu ditampilkan kepadamu. Manusia ajaib mana yang akan dapat begitu
memaklumi keadaan dengan tetap tenang, selain seseorang yang memang tahu arti
dari melayani dan meniatkan semua karena Allah?
Lihatlah betapa teduhnya dirimu dengan melayani. Dalam
keadaan yang sudah tidak memungkinkan bagi batin sabarmu untuk bisa bersabar
lagi, kau masih berusaha mengkontrol semua kemanusiawianmu sebagai wanita
kebanyakan yang menangis, memaki, manja pada keadaan dan lain sebagainya.
Kesemua karena kesadaranmu untuk tidak ingin memberatkan hati suami yang kau layani.
Lihatlah betapa cantiknya dirimu dengan melayani, kau
tampilkan dirimu begitu elegan didepan suamimu, karena perasaan yang tak ingin
mengecewakan beliau karena acak- acakannya dirimu.
Lihatlah betapa lembut dirimu dalam balutan kata- kata
yang indah, serta nada bicara yang santun saat melayani. Siapa di
dunia ini yang tidak punya potensi untuk berteriak dan berlaku kasar? namun
dengan kesadaran melayani, maka pilihanmu pun jatuh untuk bersikap sebaliknya
demi kedamaian yang kau layani. Bukan sia- sia pada akhirnya, yakinlah bahwa
titik akhir dari semua itu, adalah paling tidak keadaan yang akan berbalik
melayani dan memuliakan dirimu. Di dunia ini, dimana sih manusia yang tidak
suka dimengerti oleh orang lain, apalagi jika manusia tersebut adalah suami kita
sendiri?
Lihatlah betapa telah menjadi sabar dirimu saat melayani, teredamlah
kemarahanmu karena kesadaran atas diri bahwa melayani itu indah. Indah dalam
membahagiakan orang lain, dan bahkan indah dalam mengindahkan dirimu untuk
terlalu jauh dalam berdekatan dengan emosi. Keluh kesah memang kadang ada,
namun tidak bertengger terlalu lama dan terhapuskan dengan keindahan kesadaran
bahwa pada saat tersebut, Allah ridho terhadap kita. disudut lain dari hati,
diri diam-diam berdoa bahwa semoga Allah menghapus dosa- dosa kita lewat
kesakitan tersebut.
Lihatlah betapa dengan melayani, kau telah
memberikan pelajaran berharga kepada para suami untuk selalu mendekatkan diri
kepada Allah. Dengan pelayananmu, maka akan tersibukkan hari- harinya untuk
bersyukur kepada Allah atas karunia keindahan sepertimu.
Subhanallah,
betapa keajaiban dari kesadaran sebuah melayani, malah akan menjadikan diri
kita mulia, bahkan lebih mulia dan terperbaiki. Dengan melayani kau menjadikan
dirimu pantas untuk disayangi dan bahkan tidak terlalu pantas untuk disakiti.
Dan bahkan semua manusia pasti hanya mempunyai satu hati untuk menyayangi,
tidak lebih. dengan melayani kau menjadikan dirimu muara bagi suamimu, manusia
tempatnya merasa kembali kerumah, untuk bisa merasa santai dan terdamaikan.
Melayani bukan menjadikan dirimu korban dan pihak yang
selalu terkalahkan. Dengan melayani justru kau mengindahkan dirimu, dan
menampilkan keadaanmu yang mungkin bakat itu tidak pernah kau sadari, bahwa kau
bisa menjadi seindah itu. Benar- benar sebuah pendidikan diri yang sangat
elegan dan berkelas.
Dan memanglah benar- benar indah jika sebuah pernikahan
yang benar- benar ditujukan karena ingin beribadah kepada Allah. Sungguh benar
ternyata bahwa dunia ini memang indah, dan seindah- indah perhiasan dunia
adalah Wanita yang sholihah. Allah menjadikan kita indah dengan menjadi seorang
istri, dan akhir dari sebuah niat adalah tergantung diri kita bagaimana
menjadikan konsep keindahan itu untuk benar- benar menjadi indah. InsyaAllah...
Salam,
Humaira
Memberi pelayanan yang baik untuk orang merupakan kewajiban kita,dan hidup lebih bermakna apabila berguna bagi orang lain.
ReplyDeleteTapi terkadang banyak dari kita yang tidak menyadari hal itu.
Deleteheum :)
Masih adakah wanita ideal seperti ini ditengah glamournya dunia, hiruk-pikuk emansipasi, persamaan gender dan modernisasi?
ReplyDeleteAda, memang masih saja ada, tapi seperti kata Sang Hujjatul Islam Imam Al-Ghozali " bagaikan mencari KIBRIT AHMAR/kemenyan merah. Dimanakah gerangan perempuan seperti ini dapat kutemukan...???
Anda bisa mencarinya di majelis2 ilmu, atau di mesjid.
Deletekarena kalau Anda mencarinya di tempat2 hiburan atau pasar dan keramaian lainnya, Anda tidak akan mungkin menemukannya.