Remaja
di Era globalisasi Krisis Rasa Syukur
Bahwa
salah satu cara menempuh kebahagiaan adalah dengan memperkuat iman. Dan
bersyukur sebenernya merupakan sesuatu yang sederhana namun sangat sulit di
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangankan anak muda yang masih dalam
proses pencarian jati diri, yang sudah hidup berpuluh-puluh tahun saja masih
banyak yang belum bisa menikmati kehidupannya.
Disini,
saya bukan mau menggurui atau menasehati. Saya hanya akan berbagi. Saya
mengingatkan kamu dan terutama diri sendiri. Untuk terus menikmati apa yang
kita punya bukan menjadi yang selalu meratapi kesulitan yang kita punya.
Hakikat kehidupan didunia memang selalu bertemu kesulitan yang datangnya dari
Tuhan, mana ada yang sempurna ?
Kamu
tidak akan pernah tahu apa itu bahagia sebelum kamu berhenti merasa kehidupan
orang lain jauh lebih indah.
Manusiawi
memang, menganggap kehidupan diluar sana jauh lebih nikmat dibanding kehidupan
kita sendiri. Kenapa ya kira-kira ? Masih ingat gag kata pepatah, “ Rumput tetangga
memang lebih hijau”. Sampai kapanpun rumput tetangga memang jauh lebih hijau. Itu
hanya karena kita gag pernah merasakan kehidupan mereka, kita hanya bisa lihat
dari jauh. Padahal, apa yang terlihat tidak selalu sama dengan yang tersirat.
Mungkin, kalau Tuhan menukar hidupmu dengan hidup orang yang kamu inginkan,.,,,
mungkin saja kamu akan menyesal dan meminta mengembalikan posisimu seperti
semula.
Nikmati
apa yang ada dihadapan kita, jangan selalu menginginkan apa yang tidak bisa
kita miliki. Sebab bahagia didapat dari kerelaan hati menerima keadaan dan diri
sendiri.
Bahagia
itu mutlak dari dalam hati, siapa bilang kalu bahagia itu gabisa sedih, gabisa
galau, gabisa jatuh. Tentu bisa, hanya kadar dan cara mengatasinya yang berbeda.
“Jika
kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya” (
Qs. Ibrahim : 34 )
Apa
kamu mengira berjalan dengan kedua kaki sesuatu yang sepele ? Apa kamu mengira
berdiri tegak diatas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa
saja tidak kuat dan suatu ketika patah. Apa kamu mau menukar kedua mata dengan
emas sebesar gunung Uhud ? Atau menjual pendengaranmu seharga perak satu bukit
? Apa kamu mau membeli istana dengan lidahmu, tetapi kamu menjadi bisu ? Maukah
menukar kedua tanganmu dengan untaian mutiara, tetapi tanganmu buntung ? Coba renungkan !
Kalimat
diatas saya adopsi dari buku karya Dr. ‘Aidh Al- Qarni yang berjudul La Tahzan. Kita memang suka
melupakan nikmat Tuhan, yang kita lihat terus menerus hanya kesempurnaan milik
orang lain. Kita hanya melulu memikirkan tentang apa yang sulit didapatkan,
padahal nyata-nyata Tuhan banyak memberikan kenikmatan gratis di dunia. Hanya
saja kita yang tak pernah bersyukur dan menyadarinya.
“Dan
Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan bathin.” ( Qs. Luqman : 20 )
Coba
mulai sekarang kita menghela napas panjang, lalu rasakan betapa nikmatnya bisa
menghirup udara secara bebas. Padahal banyak orang di rumah sakait yang harus
mengeluarkan uang hanya karena masih ingin menikmati Anugerah Tuhan. Coba
tengok keluar, matahari, awan, langit, senaj, pelangi, bulan, bintang, air yang
mengalir, angin yang menelusup rusukmu, rerumputan, bunga-bunga, pohon-pohon
yang tinggi menjulang, bahkan apa yang terjadi didalam tubuhmu..
“Maka
nikmat Rabbmu yang manakah yang kamu dustakan ? : ( Qs. Ar-Rahman : 13 )
Kali
ini mungkin saja sudah kamu miliki segalanya, apa yang belum sempat orang lain
miliki, kamu sudah lebih dulu membelinya. Karna kamu terlahir dari keluarga
yang serba berkecukupan. Kamu mungkin saja bisa melakukan segalanya dengan uang
yang kamu punya. Tapi rupanya dilubuk hatimu ada sesuatu yang masih saja
kurang, ada ruang kosong dihati manusia yang tidak bisa diisi dengan
keduniawi-an. Maka kalau bahagia yang kamu cari tentang apa yang ada dihatimu,
ignatlah Tuhan.
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjdai tentram” ( Qs.
Ar-Raad : 28 )
“Karena
itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu” ( Qs. Al-Baqarah
: 152 )
Kalau
kegelisahan mulai datang saat petang, masa lalu terbayang-bayang dalam benak,
maka ingatlah Dia. Atau resah tumpah ruah tak tentu arah, maka mintalah
petunjuk pada-Nya. Terkadang kita lupa bahwa tempat kita kembali hanya
pada-Nya. Dimana kepalamu seharusnya merendah dan bersujud kepada-Nya.
Terkadang Tuhan memberikan cobaan dengan hati yang gelisah, dengan hamapa yang
melambai-lampai menghampiri, allu seketika itu kamu merasa sendiri. Terkadang
Tuhan hanya ingin kamu tahu, hanya Dia yang selalu ada dan setiap untuk
hamba-hamba yang mau bersabar dan berserah hati dan diri.
“Berdo’alah
kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu” ( Qs. Al-Mu’minuun : 60 )
Cobalah
untuk meminta hanya pada-Nya. Gantung harapanmu hanya pada-NYa. Sandarkan
lelahmu hanya pada-nya. Dan serahkan segala urusan hanya kepada-Nya sang
pemilik semesta alam.
Jika
cinta sejati yang bahagia yang kau cari, maka cintailah dulu Rabbmu. Kalau kamu
merasa orang yang kamu cintai kurang peduli padamu, mungkin itu sebab kamu
kurang peduli pada Tuhanmu. Kalau kamu merasa orang yang kamu cintai tidak
menganggapmu penting, mungkin saja kamu lupa bahwa Tuhan adalah bagian paling
penting dalam hidupmu. Coba, ubah cara pandang dan berpikir kita. Bagi kamu
yang belum terikatan ikatan suci yang dihalalkan. Jangan kamu sibukkan diri
mencari yang belum tentu baik bagimu,Tapi berusahalah memantaskan diri untuk
cinta yang dijanjikan Tuhan abadi dihati.
Soal
cinta, tak akan bisa bertahan dan mempertahankan hanya dengan perasaan. Butuh
iman yang menguatkan. Cinta itu tumbuh lewat iman dan bisa mati ambruk karena
tidak beriman. Sebab sebaik-baik cinta adalah yang mendekatkanmu kepada sang
Pencipta. Maka cintailah seseorang yang hatinya selalu tertaut pada Tuhan.
Jadi,
gag perlu mencari-cari lagi. Nikmati apa yang ada dihadapanmu saat ini. Tidak
perlu meunggu untuk bahagia, bersyukurlah, dan mulai sekarng, berbahagialah :):):)
DE@Humaira
|181085|
Makasih untuk kunjungan nya :)
ReplyDelete