Menjadi seorang yang
sukses merupakan harapan semua orang.
Sebagaimana berharap menjadi suami yang sukses pun
merupakan cita-cita semua laki-laki.
Tahukan Anda para suami,
bahwa bekal menjadi suami sukses itu hanya dua hal saja?
Sebagaimana berharap menjadi suami yang sukses pun
merupakan cita-cita semua laki-laki.
Tahukan Anda para suami,
bahwa bekal menjadi suami sukses itu hanya dua hal saja?
Sesuatu yang mungkin
terjadi pada seorang wanita memiliki seorang laki-laki ala kadarnya, sebab ia
ingin dirinyalah yang akan tahu persis siapa suaminya itu. Dan juga mungkin
seorang wanita memilih laki-laki setengah preman karena anggapannya ia akan
membaik dengan kebaikan yang masih tersisa dalam hatinya. Tahukah
Anda para suami, mengapa itu mungkin dilakukan oleh para wanita?
Kata hati para wanita
mengatakan, selagi ia bukan tipe laki-laki pembohong, egois, bakhil, hanya tahu
kebenaran pada dirinya, pendengki, suka memusuhi, dan sombong; maka ia tidak
akan menderita hidup bersamanya. Sederhana sekali sebenarnya. Sebab tipe
laki-laki dengan semua sifat tersebut adalah tipe seorang yang tak manusiawi,
bukan tipe laki-laki sejati. Makanya suami yang demikian tidak akan mendapati
istrinya bisa bertahan hidup bersamanya. Seandainya bisa bertahan, namun ia
akan cepat berubah dari istri yang taat menjadi istri pembangkang, keras
kepala, suka membangkang dan memusuhi. Sebabnya ialah suami yang tidak
manusiawi dan tak memiliki sifat laki-laki sejati sementara istri merasa telah
salah menerimanya sebagai suami. Dalam keadaan demikian, sifat kewanitaannya
akan segera putus asa dengan kepribadian suaminya sehingga berubahlah ia
sebagaimana ia telah berubah.
Berbohong adalah sebuah
kelemahan, bahkan ia merupakan pangkal seluruh kejelekan. Kesombongan
menunjukkan tidak adanya kepercayaan seseorang kepada dirinya sendiri yang
sesungguhnya. Sementara egois dan merasa benar sendiri tidaklah muncul kecuali
dari seorang yang tak lagi memiliki cinta dan kasih sayang serta tak memiliki
perasaan yang bisa dicurahkan kepada orang lain. Sifat-sifat seperti inilah
yang akan melahirkan berbagai sifat jelek lainnya, seperti suka memusuhi, tak
tahu diri, tak lagi mengetahui kelemahan, kekurangan diri, dan lain sebagainya.
Tentunya sifat-sifat tersebut hanya dimiliki oleh seorang suami yang telah
gagal menjadi suami.
SIFAT-SIFAT
SUAMI SUKSES
Seorang suami yang sukses
jauh dari sifat-sifat tersebut di atas. Profilnya begitu mempesona para istri.
Tak heran bila dengan sifat-sifat ini suami sangat dicinta dan disayang istri.
Di antara sifat suami sukses itu ialah:
ü Yang
sadar bahwa pernikahan ialah serangkaian tanggung jawab, kepedulian, dan
kepemimpinan yang baik.
ü Tanggung
jawab pernikahan tersebut mendorongnya mewujudkan keberhasilan dalam kehidupan
berumah tangga.
ü Menyadari
keadaan dirinya yang berfungsi sebagai pemimpin di dalam keluarganya.
ü Bisa
memberikan rasa aman yang sebenarnya kepada istrinya.
ü Menjadikan
istrinya sebagai kekasihnya.
ü Dapat menyeimbangkan
sikap romantis yang penuh kelembutan dengan sikap tegas dalam menghadapi
kenyataan.
ü Dapat
menmbuhkan hubungan suami istri yang didasari nilai-nilai agama yang luhur.
ü Yang
bertanggung jawab terhadap moral keluarga dan masyarakatnya.
ü Baik
hati, rendah hati, selalu berbuat baik, dan suka menolong orang lain.
ü Kejujurannya
menjadikannya sangat berwibawa di rumah dan menjadikannya sebagai bekal
keberaniannya.
ü Berkepribadian
stabil, mantap, dan dapat menahan amarah dalam segala keadaan
ü Pemaaf
serta penyabar menghadapi kesalahan orang lain, terutama istrinya.
ü Amarahnya
merupakan didikan, bukan teror, sedangkan hukumannya merupakan kebaikan bagi
yang dihukum, bukan siksaan.
ü Yang
tidak membedakan kesamaan derajat dirinya dengan istri sebagai manusia yang
memiliki kewajiban menghamba di hadapan Allah Ta’ala.
ü Selalu
adil dalam keharmonisan, kemesraan dan dalam menafkahi batin istrinya.
ü Bersikap
proporsional dalam keadilannya, perlindungannya, kebijakannya serta
ketegasannya.
ü Yang
menjadikan musyawarah sebagai media membina kehidupan berumah tangga.
ü Yang
tidak menganggap pendapatnya sendiri yang benar, sementara pendapat istri
selalu salah.
ü Selalu
optimis dan tak mudah putus asa.
ü Suka
mencanda, kuat kemaluannya, dan tak bermalas-malasan.
ü Kaya
ide-ide positif, kreatif, dan jauh dari sifat monoton.
ü Pencemburu
dan proporsional cemburunya.
Sebegitu banyakkah sifat
yang harus dimiliki oleh seorang suami yang menhendaki kesuksesan? Ya. Benar.
Bahkan yang disebutkan itu bukan seluruhnya, namun masih banyak sifat lainnya
yang belum tersebut.
DUA
BEKAL UTAMA SUAMI SUKSES
Sebenarnya untuk meraih
seluruh sifat tersebut mudah saja teorinya. Namun praktiknya membutuhkan
kesungguhan dan keistiqomahan. Perbaiki kualitas beragama
dan akhlak-aklhak diri dengan siraman nilai-nilai luhur syari’at Islam. Hanya
dengan dua hal tersebut seseorang akan menjadi suami sukses, sukses mendapat
cinta istri, dan sukses membina rumah tangga Insya Allah. Sebab seluruh
sifat-sifat tersebut di atas bisa muncul dan ada pada dirinya dengan baiknya
agama serta akhlaknya.
Oleh karenanya,
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan seluruh wali-wali
para wanita agar memilihkan buat para wanita yang ada di bawah kepengasuhannya
seorang laki-laki yang baik agama serta akhlaknya sebagai suami mereka. Beliau
sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila seorang
laki-laki yang kalian ridhoi agama serta akhlaknya melamar (anak wanitamu),
maka nikahkanlah ia (dengannya). Bila kamu tidak lakukan, niscaya akan terjadi
fitnah di bumi dan kerusakan yang banyak.” [1]
Dari sini, sebagai
seorang suami, jadilah Anda laki-laki sejati. Hilangkan sifat-sifat buruk dari
diri Anda. Sulit memang menghilangkannya, kecuali bila Anda menyadari dan
mengetahui bahwa sifat-sifat tersebut memang ada pada diri Anda. Gantilah
perangai buruk dengan berbagai akhlak terpuji seorang suami. Dengan menjadi
seorang yang taat beragama yang berhias dengan akhlak terpuji, niscaya akan
mudah menjadi tipe suami sukses bagi istri dan keluarga.
Wallahu’alam Bishawab
Disalin dari majalah
al-Mawaddah Edisi Khusus Tahun Ke-3 :: Jumadal Ula 1431 H :: April – Mei 2010,
Vol.30
Foot Note:
[1] HR.Tirmidzi no: 1107,
dihasankan oleh Syaik al-Albani dalam al-Irwa’ no: 1668 dan
dalam ash-Shohihah no: 1022.
No comments :
Post a Comment